Cara Kerja Ilmu (Cara kerja Ilmu Empiris dan Non Empiris)
CARA KERJA ILMU
Bagaimana Cara Kerja Ilmu??? Tidak semua pengetahuan dapat serta merta disebut
sebagai ilmu. Ada beberapa syarat yang harus dipenuhi pengetahuan agar sampai
sebagai ilmu, yaitu ada obyek, ada metode dan ada system. Maka cara kerja ilmu
tersebut dapat dibagi menjadi empirik dan non empirik. Pembagian cara kerja
ilmu, baik empirik maupun non empirik, dengan sendirinya ,masuk ke dalam
kawasan epistemologis yang asumsi dasarnya mencoba mempertanyakan, bagaimana
kita mendapat pengetahuan : Apakah sumber-sumber pengetahuan itu ? Apakah
hakikat, jangkauan dan ruang lingkup pengetahuan ? Apakah manusia masih
dimungkinkan untuk mendapat pengetahuan ? Sampai tahap mana pengetahuan yang
mungkin untuk ditangkap manusia ?
1.
Cara Kerja Ilmu Empiris
Secara khusus kaum empiris
mendasarkan teori pengetahuannya kepada pengalaman yang ditangkap pancaindera.
Beberapa prinsip teori empiris yang didasarkan kepada hal teresebut di atas
antara lain :
a.
Perbedaan antara yang
mengetahui dan yang diketahui. Yang mengetahui adalah subyek dan yang diketahui
adalah obyek. Terdapat alam nyata yang terdiri dari fakta atau obyek yang
ditangkap oleh seseorang.
b.
Kebenaran atau pengujian
kebenaran dari fakta atau obyek didasarkan kepada pengalaman manusia. Kaum
empiris harus diyakinkan sekurang-kurangnya dalam tiga hal :
1)
Fakta atau obyek adalah
termasuk benda-benda yang dapat dialami manusia
2)
Bahwa terdapat seseorang yang
melihat itu secara langsung ; dan jika kaum empiris itu sendiri ada di sana,
dia sendiri harus menyaksikan fakta atau obyek tersebut.
3)
Prinsip keteraturan. Bagi kaum
empiris fakta, misalnya alam, adalah teratur. Dengan rekonstruksi keteraturan
fakta pada masa lalu, kaum empiris merasa cukup beralasan untuk membuat ramalan
mengenai kemungkinan ‘tingkah laku’ benda tersebut di masa depan.
4)
Prinsip keserupaan. Keserupaan
berarti bahwa bila terdapat gejala-gejala yang berdasarkan pengalaman adalah
identik atau sama, maka kita mempunyai cukup jaminan untuk membuat kesimpulan
yang bersifat umum tentang hal itu (generalisasi).
Yang temasuk ke dalam kerangka cara
kerja ilmu-ilmu empiris adalah ilmu alam dan ilmu kemanusiaan. Cara kerja
ilmu-ilmu alam adalah berdasarkan tahapan-tahapan sebagai berikut :
a.
Pengamatan
b.
Penelitian
c.
Percobaan-percobaan
Sementara cara kerja ilmu-ilmu
kemanusiaan sebelum abad ke-19 hendak disamakan dengan cara kerja ilmu-ilmu
alam, padahal obyek kajiannya berbeda secara prinsipil. Dalam kaitan ini ciri
khas ilmu-ilmu kemanusiaan ada empat, yakni ;
a.
Obyek penyeledikannya adalah
manusia dengan keseluruhan lahir-batinnya. Ia memiliki keinginan, harapan,
sifat interaktif dan selanjutnya.
b.
Cara pandang analog, artinya
tidak memiliki hukum yang tetap, sebab ruang dan waktu, letak geografis serta
tantangan yang berbeda menghasilkan pola perilaku dan kebudayaan yang berbeda.
Hal demikian itu menjadikan kebenaran relatif dan sulit untuk mencapai
kepastian, sehingga sulit juga mengadakan generalisasi.
c.
Tidak biasa mencita-citakan
suaatu titik pangkal “pengamatan murni” tanpa prasangka. Hal ini karena mau
tidak mau manusia (peneliti) terlibat dalam obyek yang dikajinya. Sehingga Ilmu
social lebih bersifat subyektif.
d.
Tidak bebas nilai, tetapi
justru menghasilkan nilai-nilai.
2.
Cara Kerja Ilmu Non-Empiris
Karena non empiris berarti selain
ilmu-ilmu yang bersifat inderawi, maka dengan sendirinya itu bersumber dari
rasio dan pengetahuan intuitif. Kaum rasionalisme mulai dengan suatu pernyataan
yang sudah pasti. Aksioma dasar yang dipakai membangun system pemikirannya
diturunkan dari idea yang menurut anggapannya adalah jelas, tegas, dan pasti
dalam pikiran manusia. Misalnya dari titik A ke titik B yang lebih dekat adalah
garis lurus, bukan dengan garis menyudut. Ini adalah aksioma dasar yang jelas,
tegas dan pasti di dalam pikiran manusia, bahkan tanpa pengalaman (empirie)
sekalipun manusia mengetahui hal itu. Ilmu ini pada akhirnya banyak disebut
sebagai ilmu pasti, yang di dalamnya termasuk juga logika.
Melakukan penyimpulan, seperti contoh
di atas, bisa ditempuh melalui induksi, deduksi, analogi dan komparasi :
- Induksi adalah cara penarikan kesimpulan yang bergerak dari hal-hal yang khusus menuju kesimpulan yang umum. Induksi disebut pula sebagai system terbuka, artinya ia bersifat probability, terbukanya kemungkinan lain yang tidak sama dengan kesimpulan umum yang sudah dihasilkan. Misalnya, penarikan kesimpulan bahwa gadis muslim berjilbab berdasarkan fakta di beberapa negara muslim yang diteliti, terbuka kemungkinan terdapat juga gadis muslim lain di luar sample penelitian tidak berjilbab.
- Deduksi merupakan cara menarik kesimpulan yang bergerak dari hal-hal umum menuju hal yang khusus. Kesimpulan yang dihasilkan merupakan keharusan sebagai akibat dari pernyataan umum yang diajukan; jadi merupakan sesuatu yang tak terelakkan. Misalnya setiap muslim wajib mencari ilmu, sementara Fulan adalah seorang muslim. Maka keharusan mencari ilmu tidak terelakkan bagi Fulan.
- Analogi adalah mengambil kesimpulan dengan cara menggantikan apa yang diusahakan untuk dibuktikan dengan hal yang serupa, namun lebih dikenal. Di sini penyimpulan dilakukan dengan cara tidak langsung. Penyimpulan demikian biasa pula dikenal dengan qiyas. Misalnya putusan tentang wajib zakat fitrah dengan beras bagi kebanyakan muslim Indonesia didasarkan pada adanya keserupaan antara beras dan gandum.
- Komparasi adalah mengambil kesimpulan dengan cara menghadapkan apa yang akan dibuktikan dengan sesuatu yang mempunyai kesamaan dengannya. Penyimpulan ini sama dengan analogi, yakni secara tidak langsung. Hal yang hendak dibuktikan sebanding dengan hal yang sudah dikenal. Cara ini kerap dilakukan dalam hidup, misalnya ketika memilih sesuatu barang di antara beberapa pilihan dan lain sebagainya.
Membedakan secara tegas antara
keempat metode tersebut, cukup rumit. Dalam prakteknya, induksi berdampingan
dengan deduksi, analogi berdampingan dengan komparasi. Setiap metode ini hampir
tidak dapat diterapkan secara murni, sebab ada unsur saling mengisi dan melengkapi
di antara kesemuanya.
0 Response to "Cara Kerja Ilmu (Cara kerja Ilmu Empiris dan Non Empiris)"
Posting Komentar