Makalah Metodologi Dalam Penulisan Ilmiah Lengkap Catatan Kaki


METODOLOGI DALAM PENULISAN ILMIAH

A.    Pendahuluan
Penulisan ilmiah merujuk kepada cara penulisan yang berlandaskan metodologi keilmuan atau metodologi saintifik. Metodologi saintifik adalah pendekatan mengungkapkan fakta dan bukti untuk menyokong kebenaran melalui beberapa langkah atau tahapan-tahapan. Tahapan-tahapan atau langkah-langkah itulah yang disebut dengan metodologi dalam penulisan ilmiah. Metodologi dalam kegiatan ilmiah merupakan pembahasan terhadap serangkaian metode-metode yang digunakan dalam melakukan kegiatan atau penulisan ilmiah.
Penelitian adalah suatu kegiatan ilmiah untuk memperoleh pengetahuan yang benar mengenai suatu masalah. Pengetahuan yang dihasilkan melalui penelitian dapat berupa fakta, konsep, generalisasi, dan teori. Pengetahuan itu memungkinkan manusia untuk meningkatkan kemampuannya dalam mendeskripsikan, dan menjelaskan fenomena di alam sekitarnya. Dengan demikian, penelitian sangat berguna untuk berbagai keperluan, antara lain untuk pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, untuk perencanan dalam pembangunan, dan untuk pemecahan masalah praktis dalam kehidupan manusia.
Untuk dapat memperoleh pengetahuan yang benar, penelitian tersebut dilaksanakan dengan menggunakan metode ilmiah. Hasil dari penelitian tersebut akan dituangkan dalam bentuk laporan penelitian ilmiah. Dalam makalah ini akan dijelaskan secara umum tahapan/langka-langkah yang ditempuh dalam melakukan kegiatan ilmiah/penulisan ilmiah tersebut.

B.     Metodologi Ilmiah
Metodologi adalah ilmu tentang metode. Kata “metode” berasal dari bahasa Yunani, yaitu kata methodos, sambungan kata meta yang berarti menuju, melalui, mengikuti, dan sesudah, serta kata hodos artinya jalan, perjalanan, cara, dan arah. Jadi metode adalah cara bertindak menurut sistem aturan tertentu[1]. Metode ilmiah adalah sistem dan metode yang secara ketat mengatur pengetahuan tentang gejala-gejala alam dan sosial[2].
Metode ilmiah merupakan prosedur dalam mendapatkan pengetahuan yang disebut ilmu. Jadi ilmu merupakan pengetahuan yang didapat melalui metode ilmiah. Tidak semua pengetahuan dapat disebut ilmu sebab ilmu merupakan pengetahuan yang cara mendapatkannya harus memenuhi syarat-syarat tertentu. Syarat-syarat yang harus dipenuhi agar sesuatu pengetahuan dapat disebut ilmu tercantum dalam apa yang dinamakan dengan metode ilmiah.
Metode berarti penyelidikan berlangsung menurut suatu rencana tertentu. Istilah ini mula-mula berarti suatu jalan yang harus ditempuh. Tidak hanya suatu ilmu yang mempergunakan metode-metode, tetapi penciptaan seni, pembentukan keputusan, dan karya pertukangan pun memakai metode. Dengan demikian, metode mempunyai kedudukan khas dalam ilmu, baik dalam bidang sains, ilmu social, dan ilmu budaya[3].
Berdasarkan uraian di atas dapat dipahami bahwa, metodologi merupakan suatu pengkajian dalam mempelajari peraturan-peraturan dalam metode tersebut. Dalam kaitannya dengan metode ilmiah, dapat disimpulkan bahwa metodologi ilmiah merupakan pengkajian dan peraturan-peraturan yang terdapat dalam metode ilmiah.

C.    Langkah-Langkah Penelitian
1.    Identifikasi, Pemilihan, dan Perumusan Masalah
Langkah pertama dalam meneliti adalah dengan menetapkan masalah yang akan dipecahkan untuk menghilangkan keragu-raguan. Masalah tersebut harus didefenisikan secara jelas, termasuk cakupan atau lingkungan masalah yang akan dipecahkan[4]. Sebelum menentukan pilihan masalah yang akan diteliti, seorang peneliti hendaknya meyakinkan dirinya terlebih dahulu bahwa masalah yang dipilihnya memang pantas untuk diteliti. Kepantasan ini bersumber antara lain pada urgensi masalah yang dikaji dalam kaitannya dengan hajat-hajat tertentu, manfaat bagi peningkatan kesejahteraan umum atau pengembangan ilmu pengetahuan. Pada prinsipnya peneliti harus mampu menjawab pertanyaan: “mengapa masalah ini dipilih untuk diteliti?”[5].
Secara khusus, langkah-langkah penentuan masalah tersebut dapat dipahami sebagai berikut :
a.       Identifikasi Masalah
Kegiatan yang pertama kali dilakukan dalam menentukan masalah penelitian adalah mengidentifikasi atau mencatat semua permasalahan yang dijumpai. Masalah yang didefenisikan dapat muncul atau terinspirasi dari berbagai sumber seperti pengalaman, teori, literatur, atau sumber lain.

b.      Pemilihan Masalah
Setelah semua masalah dicatat, barulah dilakukan kegiatan evaluasi dengan menggunakan kriteria pemilihan masalah (memiliki sumbangan, membuka jalan bagi peneliti lanjutan, dapat diteliti, diminati, dan orosinil). Jika setelah dievaluasi masih muncul beberapa masalah, maka dipilih masalah yang paling dikuasai dan diminati[6].

c.       Perumusan Masalah
Kriteria perumusan masalah yang baik adalah dengan jelas mengemukakan apa yang akan dicari jawabannya atau pemecahannya, serta membatasi masalah secara spesifik. Perumusan masalah dapat dilakukan dengan menggunakan kalimat tanya[7].
Rumusan masalah hendaknya disusun secara singkat, padat, jelas, dan dituangkan dalam bentuk kalimat tanya. Rumusan masalah yang baik akan menampakkan variabel-variabel yang akan diteliti. Rumusan masalah hendaknya dapat diuji secara empiris, dalam arti memungkinkan dikumpulkannya data untuk menjawab pertanyaan yang diajukan.


2.    Penelaahan Kepustakaan
Setelah masalah dirumuskan, langkah berikutnya yang dilakukan adalah mencari data tersedia yang pernah ditulis oleh peneliti sebelumnya dimana ada hubungannya dengan masalah yang akan dipecahkan. Kerja mencari bahan di perpustakaan merupakan hal yang tidak dapat dihindari oleh seorang peneliti. Adakalanya perumusan masalah dan studi kepustakaan dikerjakan secara bersamaan[8].
Bahan kajian pustaka dapat diangkat dari berbagai sumber seperti jurnal penelitian, skripsi, tesis, disertasi, laporan penelitian, buku teks, makalah, laporan seminar dan diskusi ilmiah, dan lain sebagainya. Akan lebih baik jika kajian teoritis dan telaah terhadap temuan-temuan penelitian didasarkan kepada sumber kepustakaan primer. Sumber kepustakan sekunder dapat dipergunakan sebagai bahan penunjang.[9] Dapat disimpulkan bahwa bahan bacaan dalam penelaahan kepustakaan ini terdiri dari bahan acuan umum (buku-buku teks, ensiklopedi, monograf, dsb), dan bahan acuan khusus (jurnal, skripsi, tesis, disertasi, bulletin, dsb)
Adapun tujuan dari penelaahan kepustakaan ini adalah sebagai berikut[10] :
a.       Mengumpulkan dan merumuskan informasi yang melatarbelakangi masalah penelitian untuk menganalisis dan merencanakan langkah-langkah penelitian
b.      Memperluas cakrawala peneliti sehubungan dengan masalah yang diteliti sebagai bahan untuk menafsirkan dan membahas hasil penelitian

Fungsi dari penelaahan kepustakaan ini adalah sebagai berikut[11] :
a.       Memungkinkan peneliti untuk menentukan batas-batas bidang kajiannya
b.      Memungkinkan peneliti untuk dapat menempatkan masalah peneliti dalam bidang/perspektif masalah yang diteliti
c.       Mengetahui prosedur penelitian dan instrument penelitian yang tepat
d.      Menghindari pengulangan terhadap studi sebelumnya
e.       Membantu penafsiran hasil penelitian
Teknik penyajian hasil studi kepustakaan disajikan dalam bentuk topikal, bukan dalam bentuk perbuku/artikel. Topik-topik yang terdapat pada bagian ini disesuaikan dengan permasalahan dan kerangka teori yang digunakan sebagai landasan penelitian. Penyajian hasil pembahasan kepustakaan hendaknya dimulai dari yang lebih tua/lama. Setiap akhir topik pembahasan hendaknya disertakan rangkuman atau ringkasan dan kesimpulan[12].

3.    Perumusan Hipotesis
Di saat mengajukan atau merumuskan pertanyaan penelitian, sebenarnya pada saat itu jawabannya sudah ada dalam fikiran. Jawaban tersebut memang masih meragukan dan bersifat sementara, akan tetapi jawaban tersebut dapat digunakan untuk mengarahkan peneliti untuk mencari jawaban yang sebenarnya. Pernyataan yang dirumuskan sebagai jawaban sementara terhadap pertanyaan penelitian disebut sebagai hipotesis penelitian. Hipotesis penelitian dapat juga dikatakan sebagai jawaban sementara terhadap masalah sebelum dibuktikan kebenarannya.
Secara prosedural hipotesis penelitian diajukan setelah peneliti melakukan kajian kepustakaan, karena hipotesis penelitian adalah rangkuman dari kesimpulan-kesimpulan teoritis yang diperoleh dari kajian kepustakaan. Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap masalah penelitian yang secara teoritis dianggap bisa terbukti kebenarannya atau tidak.
Rumusan hipotesis hendaknya bersifat defenitif atau direksional. Artinya, dalam rumusan hipotesis tidak hanya disebutkan adanya hubungan atau perbedaan antar varabel, melainkan telah ditunjukkan sifat hubungan atau keadaan perbedaan itu[13].
Sebagai contoh: Ada hubungan positif antara kadar keimanan seseorang dengan ketaatannya beribadah kepada Allah SWT. Maka apabila contoh ini dirumuskan dalam bentuk perbedaan, dapat dirumuskan seperti: Orang yang kadar keimanannya lebih tinggi memiliki tingkat ketaatan yang tinggi dalam beribadah kepada Allah SWT, dibanding orang yang kadar keimananya rendah.

Rumusan hipotesis yang baik hendaknya:
a.       Menyatakan pertautan antara dua variabel atau lebih
b.      Dituangkan dalam bentuk kalimat pernyataan.
c.       Dirumuskan secara singkat, pada, dan jelas.
d.      Dapat diuji secara empiris

4.    Pengumpulan Data
Pengumpulan data merupakan kegiatan yang harus mendapat perhatian seksama dalam proses penelitian. Pengumpulan data tidak jarang dipandang sebagai kegiatan penelitian yang dapat dikerjakan oleh orang kebanyakan. Hal ini dapat diamati ketika seorang peneliti melibatkan teman atau sejawatnya dalam penelitian yang dilakukannya sebagai petugas pengumpul data. Dalam hal ini, pengumpulan data bisa jadi merupakan pekerjaan yang melelahkan dan kadang-kadang sulit. Banyak waktu, tenaga, biaya, dan fikiran yang dibutuhkan oleh seorang pengumpul data.
Setiap kegiatan penelitian selalu mengupayakan diperolehnya data yang sesuai (valid) dan terpercaya (reliabel). Data penelitian adalah semua informasi yang diperlukan untuk memecahkan masalah penelitian. Informasi yang dimaksud berkenaan dengan benda, tanaman, binatang, manusia, peristiwa, fenomena, atau atribut-atribut dari benda, tanaman, binatang dan manusia. Mengingat beragamnya jenis data, maka instrument yang dipakai untuk menjaring data dan teknik pengumpulannya juga berfariasi[14].
Ada lima teknik pengumpulan data yang dapat dipilih dalam melakukan suatu kegiatan penelitian, tergantung pada tujuan penelitian, karakteristik data yang dikumpulkan, dan instrument pengumpul data yang diperlukan. Teknik tersebut adalah:
a.       Teknik tes: yaitu sejumlah tugas yang harus dikerjakan oleh orang yang dites.
b.      Teknik kuesioner (angket): teknik ini paling banyak digunakan dalam penelitian survei.
c.       Teknik wawancara (interview): pengumpulan data yang dilakukan dengan cara bertanya langsung kepada responden atau informan.
d.      Teknik pengamatan (observasi): cara ini sangat sering dipilih dalam pengumpulan data penelitian yang bermaksud mengkaji tingkah laku.
e.       Teknik dokumentasi: cara ini sangat tepat digunakan untuk mengumpulkan data apabila informasi yang dikumpulkan bersumber dari dokumen buku, jurnal, surat kabar, majalah, laporan kegiatan, notulen rapat, daftar nilai, kartu hasil studi, transkrip, prasasti, dan dokumen sejenisnya.

5.    Pengolahan dan Analisis Data
Pengolahan data dapat berupa kegiatan pengecekan identitas responden/sampel, pengelompokan dokumen-dokumen, sumber jawaban, penyekoran atau pengkodean, memasukan skor atau kode ke dalam lembar-lembar analisis[15].
Setelah data terkumpul, peneliti menyusun data untuk mengadakan analisis. Sebelum analisis dilakukan, data tersebut disusun terlebih dahulu untuk mempermudah analisis[16]. Analisis data hasil penelitian dapat dibedakan menjadi dua bagian besar, yaitu analisis data kualitatif dan analisis data kuantitatif. Perbedaan ini tergantung pada jumlah dan sifat data yang dikumpulkan. Jika data yang diperoleh hanya sedikit dan berupa uraian yang tidak bisa diubah kedalam bentuk angka-angka, maka analisisnya tentu menggunakan analisis kualitatif. Jika data yang dikumpulkan dalam jumlah besar dan mudah diklasifikasikan dalam kategori-kategori atau diubah dalam bentuk angka-angka, analisis kuantitatif lah yang cocok digunakan[17].

6.    Interpretasi Hasil Analisis Data
Tahap penemuan hasil penelitian merupakan kegiatan penelitian yang dikategorikan ke dalam tahap upaya peneliti untuk memberi interpretasi terhadap hasil analisis data. Atas dasar interpretasi inilah peneliti akan menarik kesimpulan untuk memecahkan masalah penelitian. Pemaknaan atas hasil analisis ini penting dikuasai oleh peneliti mengingat analisis data sering dilakukan dengan menggunakan bantuan komputer. Banyak peneliti yang tidak dapat memahami hasil analisis data yang dilakukan dengan komputer. Jika pemahamannya salah, tentu hasil interpretasi yang diberkan juga akan salah sehingga kesimpulan yang ditarik pun menjadi tidak akurat[18].

7.    Penyusunan Laporan
Langkah akhir dari suatu penelitian ilmiah adalah membuat laporan ilmiah tentang hasil-hasil yang diperoleh dari kegiatan penelitian tersebut. Secara teknis, penulisan laporan ilmiah juga mengikuti aturan dan teknik yang ada[19]. Secara umum, tahapan penyusunan dan penulisan karya ilmiah terdiri dari tiga tahap, yaitu tahap persiapan, tahap penulisan, dan tahap penyuntingan.
Dalam penulisan laporan ilmiah, istilah format diartikan sebagai bentuk, susunan, atau organisasi suatu laporan. Format berkaitan dengan perihal bagaimana bagian-bagian laporan penelitian diurutkan dan disusun. Secara keseluruhan, laporan penelitian dapat ditulis dan dipilih menjadi tiga bagian, yaitu bagian awal, bagian inti, dan bagian akhir. Penulisan laporan penelitian dapat dilakukan dengan menggunakan tiga format, yaitu format bebas, format semi bebas, dan format tetap[20].
a.       Format Bebas: Format bebas merupakan format yang tidak terdapat batasan tentang jumlah bab, dan isi masing-masing bab.
b.      Format Semi Bebas: dalam format semi bebas, jumlah bab juga tidak ditentukan. Akan tetapi isi bab pertama dan kedua telah ditentukan, yakni bab pertama berisi pendahuluan, bab kedua berisi kajian kepustakaan, dan bab-bab selanjutnya berisi paparan hasil penelitian.
c.       Format Tetap: dalam format tetap, jumlah bab dan isi dari setiap bab telah ditentukan.
Format bebas dan semi bebas cenderung digunakan dalam laporan penelitian kualitatif. Penulisan laporan penelitian kuantitatif cenderung menggunakan format tetap.
Secara umum, struktur penulisan karya ilmiah terdiri dari tiga bagian pokok, yaitu bagian awal, bagian tengan (bagian inti yang terdiri dari bab-bab), dan bagian akhir. Isi dari bagian-bagian tersebut dapat digambarkan sebagai berikut[21]:
a.       Isi Bagian Awal dan Akhir Laporan Penelitian
Yang dimaksud dengan bagian awal laporan penelitian adalah bagian laporan yang ditempatkan sebelum bab I (pendahuluan), dan bagian akhir adalah bagian yang ditempatkan sesudah bab Penutup. Bagian awal dan bagian akhir laporan berisi:
1)      Halaman Sampul
Halaman sampul berisi: judul, Kata Laporan Penelitian (Menyesuaikan), nama peneliti, dan nama lembaga. Semua huruf dicetak dengan huruf besar. Komposisi huruf dan tata letak masing-masing bagian diatur secara simetris, rapi, dan serasi.
2)      Abstrak
Dalam teks abstrak disajikan secara padat inti sari laporan penelitian yang mencakup latar belakang, masalah yang diteliti, metode yang digunakan, hasil-hasil yang diperoleh, kesimpulan yang dapat ditarik, dan saran yang diajukan (jika ada). Teks di dalam abstrak diketik dengan spasi tunggal dan panjangnya tidak lebih dari dua halaman kertas ukuran kuarto.
3)      Kata Pengantar
Dalam kata pengantar dicantumkan ucapan terima kasih penulis yang ditujukan kepada orang-orang, lembaga, organisasi, dan atau pihak-pihak lain yang telah banyak membantu dalam mempersiapkan, melaksanakan, dan menyelesaikan laporan penelitian.
4)      Daftar Isi
Dalam halaman daftar isi dimuat judul bab, judul sub-bab, dan judul anak sub-bab yang disertai dengan nomor halaman tempat pemuatannya dalam laporan. Semua judul bab diketik dengan huruf besar, sedangkan judul sub-bab dan anak sub-bab diketik secara kapitalisasi. Daftar isi hendaknya menggambarkan garis besar organisasi keseluruhan isi laporan.
5)      Daftar Lampiran
Daftar lampiran memuat nomor lampiran, judul lampiran, serta halaman tempat lampiran itu berada. Judul lampiran yang memerlukan lebih dari satu baris diketik dengan spasi tunggal. Antara judul lampiran yang satu dengan lainnya diberi jarak satu setengah spasi.
6)      Daftar Lainnya
Jika dalam suatu laporan penelitian banyak digunakan tanda-tanda lain yang memakai makna esensial, maka perlu ada daftar khusus mengenai lambang-lambang atau tanda tersebut.
7)      Daftar Rujukan
Bahan kepustakaan yang dimasukkan dalam daftar rujukan harus sudah disebutkan dalam teks. Bahan pustaka yang hanya dipakai sebagai bahan bacaan tetapi tidak dirujuk dalam teks tidak dimasukan dalam daftar rujukan. Sebaliknya, semua bahan pustaka yang disebutkan dalam laporan harus dicantumkan dalam daftar rujukan.
8)      Lampiran-Lampiran
Lampiran-lampiran hendaknya berisi keterangan-keterangan yang dipandang penting untuk laporan penelitian, seperti instrument penelitian, rumus-rumus statistik yang diperlukan, surat izin dan tanda bukti telah melaksanakan pengumpulan data penelitian, dan lampiran lain yang dianggap perlu.
9)      Riwayat Hidup
Riwayat hidup peneliti hendaknya disajikan secara naratif dan menggunakan sudut pandang orang ketiga. Hal-hal yang perlu dimuat dalam riwayat hidup adalah nama lengkap penulis, tempat dan tanggal lahir, riwayat pendidikan, pengalaman berorganisasi, dan informasi tentang prestasi yang pernah diraih. Riwayat hidup diketik dengan spasi tunggal.


b.      Isi Bagian Inti
Bagian inti dari sebuah karya tulis ilmiah (laporan penelitian) terdiri dari susunan bab-bab yang menguraikan hal-hal sesuai dengan konteks, jenis, dan metode penelitian yang digunakan. Secara umum, susunan bab-bab tersebut dapat digambarkan sebagai berikut:
1)      Bab I. (Bab Pendahuluan)
Pada bagian bab pendahuluan, hal-hal pokok yang dimuat berupa latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian. Ketiga hal ini merupakan hal pokok yang harus ada pada bagian pendahuluan. Akan tetapi muatan dari bab pendahuluan tidak hanya tiga hal tersebut. Isi dari bab pendahuluan selanjutnya disesuaikan dengan format penulisan laporan penelitian yang dipilih dan disesuaikan dengan jenis dan metode penelitian yang digunakan oleh peneliti.
Adapun yang dimaksud dengan tiga hal pokok di atas adalah:
a)      Latar Belakang Masalah: merupakan bagian yang mengemukakan kesenjangan antara harapan dan kenyataan, baik kesenjangan teoritis maupun kesenjangan praktis yang melatar belakangi masalah yang diteliti. Di dalam latar belakang masalah ini dipaparkan secara ringkas tentang teori, hasil-hasil penelitian, kesimpulan seminar dan diskusi ilmiah, maupun pengalaman pribadi yang terkait erat dengan pokok masalah yang diteliti.
b)      Rumusan Masalah: merupakan upaya untuk menyatakan secara tersurat pertanyaan-pertanyaan yang ingin dicari jawabannya. Perumusan masalah merupakan pernyataan yang lengkap dan rinci mengenai ruang lingkup masalah yang akan diteliti berdasarkan identifikasi dan pembatasan masalah.
c)      Tujuan Penelitian: merupakan bagian yang bertujuan mengungkapkan sasaran yang ingin dicapai dalam penelitian. Isi dan rumusan tujuan penelitian mengacu pada isi dan rumusan masalah penelitian. Masalah penelitian dirumuskan dengan menggunakan kalimat tanya, sedangkan rumusan tujuan penelitian dituangkan dalam bentuk kalimat pernyataan.
2)      Bab II, dan seterusnya.
Bab ini dan bab-bab seterusnya memuat kajian kepustakan, dan hasil-hasil penelitian yang diperoleh. Judul dan isi masing-masing bab disesuaikan dengan topik dan hasil penelitian, termasuk pembahasannya. Bab-bab ini disesuaikan dengan format penulisan laporan yang dipilih, jenis, dan metode penelitian yang digunakan.

3)      Bab Akhir (Bab Penutup)
Bab penutup merupakan bab terakhir dari laporan penelitian. Bab ini berisi dua hal pokok, yaitu:
a)      Kesimpulan
Isi kesimpulan penelitian harus terkait langsung dengan rumusan masalah dan tujuan penelitian. Dengan kata lain, kesimpulan penelitian terikat secara substantif terhadap temuan-temuan penelitian yang mengacu pada tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya. kesimpulan penelitian merangkum semua hasil penelitian yang diuraikan pada bab sebelumnya. tataurutannya hendaknya sejalan dengan tataurutan rumusan masalah, tujuan penelitian, hasil yang diperoleh, dan kesimpulan penelitian.
b)      Saran
Saran yang diajukan hendaknya bersumber pada temuan penelitian, pembahasan, dan kesimpulan hasil penelitian. Saran hendaknya tidak keluar dari batas-batas lingkup dan implikasi penelitian.
Saran yang baik dapat dilihat dari rumusannya yang bersifat rinci dan operasional. Maksudnya, jika orang lain hendak melaksanakan saran itu ia tidak mengalami kesulitan dalam menafsirkan atau melaksanakannya. Saran yang diajukan hendaknya spesifik. Saran dapat ditujukan kepada perguruan tinggi, lembaga pemerintah maupun swasta, atau pihak lain yang dianggap layak.



 D.      Penutup
1.    Kesimpulan
Metode ilmiah merupakan prosedur dalam mendapatkan pengetahuan yang disebut ilmu. Jadi ilmu merupakan pengetahuan yang didapat melalui metode ilmiah. Metodologi merupakan suatu pengkajian dalam mempelajari peraturan-peraturan dalam metode tersebut. Dalam kaitannya dengan metode ilmiah, dapat disimpulkan bahwa metodologi ilmiah merupakan pengkajian dan peraturan-peraturan yang terdapat dalam metode ilmiah.
Penelitian ilmiah merupakan bentuk dari kegiatan yang menerapkan pronsip-prinsip dan kaidah metodologi ilmiah tersebut, oleh karena itu tedapat langkah-langkah yang harus ditempuh dalam kegiatan penelitian tersebut. Langkah-langkah tersebut adalah:
a.    Melakukan identifikasi, pemilihan, dan perumusan judul penelitian
b.    Melakukan telaah kepustakan
c.    Merumuskan hipotesis
d.   Melakukan pengumpulan data
e.    Melakukan pengolahan dan analisis data
f.     Menginterpretasi hasil analisis data, dan
g.    Menyusun laporan penelitian

2.    Saran
Pemakalah menyadari bahwa terdapat banyak kesalahan dan kekurangan dalam penulisan dan penyusunan makalah ini. Hal ini disebabkan oleh keterbatasan kemampuan yang dimiliki, serta minimnya literatur dan bahan yang  mampu dikumpulkan. Untuk itu, sangat diharapkan kritikan, saran serta sumbangan pemikiran konstruktif-edukatif untuk kesempurnaan makalah ini.
Akhirnya, tiada gading yang tak retak. Mohon maaf atas segala kesalahan, dan terima kasih atas segala kritikan dan sarannya. Mudah-mudahan makalah ini bermanfaat bagi kita semua, khusus bagi pemakalah pribadi.


[1] Surajiyo. 2007. Filsafat Ilmu dan Perkembangannya di Indonesia. Jakarta : Bumi Aksara.
Hal. 9
[2] Abdurrahman Fathoni, 2006. Metodologi Penelitian dan Teknik Penyusunan Skripsi. Jakarta : PT. Rineka Cipta. Hal. 57
[3] C. V. Van Peursen. 1985. Susunan Ilmu Pengetahuan. Sebuah Pengantar Filsafat Ilmu. Jakarta : PT. Gramedia. Hal. 16
[4] Bambang Sunggono. 2009. Metode Penelitian Hukum. Jakarta : Rajawali Pers. Hal. 52
[5] Suhadi Ibnu. Dkk. 2003. Dasar-Dasar Metodologi Penelitian. Malang : Lembaga Penelitian Universitas Negeri Malang. Hal. 17
[6] Ahmad Rhafi’uddin. 2003. Rancangan Penelitian Pengajaran Bahasa Indonesia. Malang : Universitas Negeri Malang Press. Hal. 31
[7] Ibid.
[8] Bambang Sunggono. loc. cit.
[9] Ahmad Rhafi’uddin. Op.cit. Hal. 34
[10] Ibid.
[11] Ibid.
[12] Ibid. Hal. 36
[13] Ibid.
[14] Suhadi Ibnu. Dkk. Op.cit. Hal. 89
[15] Ahmad Rhafi’uddin. Op.cit. Hal. 45
[16] Bambang Sunggono. Op.cit. Hal. 53
[17] Suhadi Ibnu. Dkk. Op.cit. Hal. 98
[18]Ibid.  Hal. 102
[19] Bambang Sunggono. Op.cit. Hal. 54
[20] Suhadi Ibnu. Dkk. Op.cit. Hal. 108-110
[21] Ibid.

0 Response to "Makalah Metodologi Dalam Penulisan Ilmiah Lengkap Catatan Kaki"

Posting Komentar

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel