Makalah Peradaban Islam Pada Masa Daulah Turki Usmani Lengkap Catatan Kaki
A. Pendahuluan
Sejarah adalah sebuah dimensi kehidupan yang akan selalu dilalui setiap umat didunia, umat Islam lah yang paling banyak mencatat peristiwa sejarah yang merobah dunia menjadi lebih baik dan lebih beradab untuk dihuni manusia. Peradaban Islam yang tumbuh seiring bergulir dan bertukarnya zaman meninggalkan banyak pelajaran sejarah semenjak Baginda Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam, para sahabat yang mulia, dan seterusnya sampai pada titik tertentu dimana umat Islam mendapatkan tekanan, Umat ini selalu dan sejatinya melahirkan pahlawan dan tokoh yang dapat dibanggakan.
B. Asal usul
Turki Usmani
Setelah Baghdad jatuh mulailah dominasi bangsa Mongol ,
boleh dikatakan tidak ada lagi kekuatan politik umat Islam yang kuat yang dapat
dijadikan tempat bernaungnya umat Islam saat itu. Negri- negri umat Islam
tercerai berai sebagai akibat dari kurangnya kontrol terhadap luasnya wilayah
selama Bani Abbas memeritah.
Disaat kondisi umat Islam mengalami fragmentasi seperti
itu muncullah Daulah Usmaniyah. Pendiri Daulah ini adalah bangsa Turki dari
kabilah Oghus yang mendiami daerah Mongol dan Cina bagian Utara. Dalam jangka
waktu kira-kira tiga abad mereka pindah ke Turkistan, kemudian Persia dan Irak.
Mereka masuk Islam kira-kira abad ke – 9 atau ke- 10. Ketika mereka menetap di
Asia Tengah[1],
C. Daulah Turki Usmani (1290 – 1924 M )
A. Fase awal berdirinya Daulah Turki Usmani DanKejadian
yang melatarbelakangi berdirinya Daulah Turki Usmani Serta analisa penulis.
Nama Daulah usmaniyah itu dibangsakan kepada
nenek moyang mereka yang pertama, Sultan Usman Ibnu Sauji Bin Arthogol Ibnu
Sulaiman Syah Ibnu Kia Alp[2]
petinggi kabilah Oghus yang mendiami daerah Mahan. Pada abad ke-13 M kabilah
Oghus mendapat tekanan dari Tatar, mereka menyelamatkan diri kedaerah barat
mengungsi ditengah-tengah orang-orang turki Saljuk, di dataran tinggi Asia
Kecil[3]
yaitu Anatolia[4].
Alasan utama yang mendorong Sulaiman Syah
untuk mengungsi ke Anatolia adalah karena Bangsa Tatar sudah mendekat ke daerah
itu, sehingga dengan segera mereka pindah merapat ke daerah Azerbaijan dalam
perjalanan menuju Anatolia, namun sampai berita kepada Sulaiman Syah bahwa
Tatar sudah jauh meninggalkan Mahan, Kampung asal Sulaiman Syah,
sehinggaSulaiman Syah berniat untuk kembali ke Mahan untuk membangun dan
mengembangkan kembali bekas kampung halamannya itu bersama pengikutnya. Didalam
perjalanannya kembali ke Mahan Beliau menyebrangi sungai Eufrat, tiba tiba air
menjadi besar sehingga Beliau gugur terseret air bah, jenazah Beliau dikuburkan
dekat bentang Ja’bar.Beliau meninggalkan empat
orang putra :
1. Sankurtakin
2. Kuntogdai
3. Arthogol
4. Dandan
Sankurtakin meneruskan
perjalanan ayahnya ke Mahan, sementara itu Arthogol dan Dandan tetap meneruskan
perjalanan ke Anatolia beserta pengikutnya, semenjak itu Arthogol diangkat oleh
kaumnya sebagai kepala Kabilah.
Sesampainya Arthogol di Anatolia,
beliau mengutus putraya Sauji menghadap Sulthan ‘Alau al Dien Kaiqubaz,
Penguasa Saljuk Rumi,[5]
guna memohon izin untuk mendiami sebagian wilayah kekuasannya yaitu Anatolia,
sekaligus meminta izin untuk dapat bercocok tanam dan mengembalakan ternak.
Permohonan itu diperkenankan oleh Sulthan, namun dalam perjalanan pulang untuk
memberi kabar baik itu kepada Arthogol (ayah Sauji), Sauji meninggal dunia.
Setelah pasukan Arthogol
menguburkan Jenazah Sauji bercampur baur perasaan mereka, haru karena ditinggal
pejuang perkasa mereka, sekaligus gembira mendapat izin dari Sulthan, mereka
terus bergerak menuju tanah yang telah dihadiahkan itu, tiba-tiba ditengah
perjalanan mereka melihat dua angkatan perang sedang bertempur dan salah satu
kubu dari keduanya itu adalah prajurit Saljuk[6]
yang sedang diambang kekalahan, spontan Arthogol memerintahkan pasukannya untuk
membantu prajurit Saljuk sehingga mereka tidak lagi dalam posisi bertahan namun
membalikkan keadaan menjadi menyerang, sehingga pasukan mongolpun dapat dipukul
mundur.
Sulthan Alau Al din sangat
gembira dengan kemenangan itu, Arthogol adalah pejuang yang setia membela
sulthan Saljuk ini dan disetiap front pertempuran mempertahankan Saljuk,
barisan Arthogol selalu di bagian depan. Atas kesetiaan itu Sulthan memberikan
hadiah Sebidang tanah yang berdekatan dengan Anatolia itu, sehingga ladang dan
pemukiman Pengembara Oghus itu semakin luas, belum lagi hadiah berupa harta
benda yang terbilang banyak, selain itu pasukan Arthogol digelari “Muqaddamah
Sulthan”[7].
Penulis melihat tidak berlebihan rasanya semua hadiah, tanah, dan
gelar “Muqaddimah Sulthan” itu disematkan kepada Pasukan Arthogol,
Sejarawan sepakat bahwa mereka memang berjasa dalam turut serta mempertahankan
Saljuk dari serangan luar, dengan bekal kesamaan Iman mereka berjuang untuk
Sulthan Alau Al dien.
Pada tahun 1288 M Arthogol
wafat[8],
Sulthan Alau Al Din menunjuk cucu sulung Arthogol yang bernama Usman untuk menggantikan kakeknya, tidak lama
kemudian, pada tahun 1300 M[9],
bangsa Mongol menyerang Saljuk, Usman yang dipercaya waktu itu sebagai panglima
tantara gabungan Saljuk dan Oghus[10]
yang mendiami Anatolia dan sekitarnya dapat menggagalkan dan memukul mundur
serangan ini.
Tidak lama selang perang
selesai Sulthan Alau Al din wafat[11].
Sepeninggal beliau, Usman Bin Sauji yang menguasai Anatolia dan sekitarnya
memproklamirkan bahwa kekuasaannya berdiri sendiri, sejak saat itulah daerah
itu disebut Daulah Usmaniyyah yang pemimpin pertamanya bernama lengkapSultan Usman Ibnu Sauji Bin Arthogol Ibnu
Sulaiman Syah Ibnu Kia Alp, peristiwa itu bertepatan dengan 700 H / 1300 M.
Pengukuhan Usman Bin Sauji sebagai Sulthan
bukanlah kecerdikan membaca peta politik semata, namun lebih didasari rasa
tanggung jawab untuk mempertahankan umat, sebab bila dilihat dari keturunan
Alau al Din, beliau melihat tidak ada yang pantas bekal menggantikan Alau al
Din sebagai Sulthan. Atas dasar itu beliau mengambil alih kekuasaan Anatolia
dan sekitarnya ditambah dengan daerah dudukan Saljuk Rumi yang meliputi Iskisyihar
yang menjadi pusat kekuasaan. Sejak itu pula beliau memulai memakai gelar
“Padisiyah Al Usman” (Raja Besar keluarga Usman).
B. Fase Puncak KegemilanganDaulah Turki Usmani
Turki Usmani mencapai kegemilagannya pada saat
Daulah ini dapat menaklukkan pusat peradaban dan keagamaan kaum Nasrani
Byzantium (Eastern Empire), yitu Konstantinopel. Sulthan Mahmud II yang dikenal
dengan gelar Muhammad Al Fatih (1451-1484M) dapat mengalahkan Byzantium dan
menaklukkan Konstantinopel pada tahun 1453 M[12].
Sulthan Muhammad Al Fatih mempersiapkan
penaklukan Konstantinopel dengan penuh keseriusan. Beliau mempelajari
sebab-sebab kegagalandalam usaha penaklukan sebelumnya. Pada Masa Umayyah telah
dilakukan pula upaya pengepungan Konstantinopel itu, sampai pada zaman Bani
Abbas dizaman pemerintahan Harun Al Rasyid. Bahkan salah seorang sahabat
Rasulullah yang bernama Abu Ayub al Anshary syahid dalam usaha pengepungan
Konstantinopel dibawah komando Yazid Bin Mu’awiyah pada tahun 52 H[13].
Bayazid kakek Sulthan Muhammad, dan ayahnya sendiri Murad gagal dalam
mewujudkan cita-cita tersebut. Pada usaha penaklukan kali ini Sulthan langsung
turun tangan dan memimpin barisan kaum Muslimin.
Begitu besarnya semangat kaum Muslimin, lebih
dari sebuah panggilan Jihad, kemenangan untuk merebut Konstantinopel jauh hari
sudah diisyaratkan Baginda Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam[14].
Penulis melihat ada beberapa faktor pendorong
Umat Islam menaklukkan Konstantinopel, diantaranya :
1.
Dorongan Iman kepada Allah SWT, dalam menjawab panggilan Jihad, ditambah
lagi Isyarat Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bahwa kelak umat
Islam akan menaklukkan Konstantinopel, dimana Amirnya adalah sebaik-baik amir,
dan tentaranya adalah sebaik-baik tentara. Mereka termotivasi oleh isyarat itu
dan dalam hati mereka berharap semoga generasi merekalah yang dijanjikan Rasulullah.
2.
Karena Konstantinopel sudah beratus tahun menjadi pusat ekonomi,
kebudayaan, dan kekuatan politik yang besar. Umat Islam sudah mampu menguasai
Madain ( pusat kebudayaan Persia ), maka penaklukan Konstantinopel dirasa
sangat perlu dan mendesak demi kemajuan Umat Islam dalam memimpin peradaban
dunia.
3.
Posisi Konstantinopel yang strategis sehingga bila Konstantinopel dapat
ditaklukkan secara Geopolitik akan menguntungkan umat Islam.
Ringkasan Peristiwa Penaklukan Konstantinopel
1.
Para pemimpin Daulah Usmaniyah merasa, bahwasanya kekuasaan Daulah
Usmaniyah yang sudah terbentang dari Asia Kecil sampai ke Eropa Timur belumlah
kokoh tanpa ditopang Konstantinopel.
2.
Imperium Byzantium merasa yakin bahwa Turki Usmani tidak dapat dilawan
dengan konfrontasi fisik atau pertempuran, karena kekuatannya dan kehebatan
prajuritnya, sehingga petinggi Imperium Byzantium membuat tipu muslihat degnan
memprovokasi daerah-daerah di Asia Kecil dan Eropa timur untuk memberontak yang
pada akhirnya dapat dipadamkan angkatan Perang turki Usmani dengan membuat
perjanjian tidak saling menyerang.
3.
Memasuki akhir bulan Agustus 1452 M / 856 H, benteng Rumli Hisar rampung
dibangun. Benteng ini terletak di selat sempit Bosporus yang langsung
menghadap ke Konstantinopel, dari sanalah logistik perang dan armada laut
dipersiapkan untuk menghantam Konstantinopel
4.
Pada bulan Sya’ban 856 H, bertepatan dengan 28 Agustus 1452 M, Sulthan
Muhammad Al Fatih mengelilingi parit pertahanan Konstantinopel didampingi pasukan
kehormatannya,untuk mengetahui peta kekuatan musuh
5.
Musim dingin 1452 M, sejarawan meneliti dinginnya kondisi saat itu
mengakibatkan kondisi fisik melemah, sehingga dimanfaatkan oleh Kaisar
Constantine XI Palaiologos[15]
untuk membujuk Sulthan agar mengurungkan niatnya merebut Konstantinopel demi
menjaga barisan pasukan Turki agar selamat dari bahaya musim dingin.
6.
Tidak lama setelah pesan tersebut diterima Sulthan, baliau tidak
menyetujuinya bahkan semakin besar semangatnya beliau menjawab “ Kalau Kaisar
tidak suka berperang, serahkan sajalah Konstantinopel dengan baik. Sulthan
berjanji akan menyelamatkan Kaisar dan seluruh penduduk”. Kaisar semakin kecut
nyalinya namun tidak sampai hati pula menyerahkan Konstantinopel. Pengepungan
tidak dihentikan.
7.
Masih ditahun yang sama, Kaisar Constantine XI menjalin aliansi dengan
raja-raja di eropa timur untuk bersama-sama mempertahankan Konstantinopel, tapi
permohonan itu tidak ada yang mengabulkan[16]
melainkan hanya astu kekuatan saja yaitu Armada Laut Genoa dibawah panglima
Yustinian
8.
Memasuki bulan ke – 9 pengepungan dahsyat terhadap Konstantinopel, terjadi
pertentangan hebat antara sekte-sekte Nasrani di balik tembok Konstantinopel
yang mengakibatkan perpecahan intern Imperium Byzantium( Eastern Empire )[17].
9.
Dibulan yang sama, mendekati jarak tembak meriam Armada turki Usmani ke
arah Konstantinopel, armada laut Sulthan Muhammad Al Fatih ini terhenti akibat rantai
baja yang dipasang mengitari pantai Konstantinopel, sehingga kapal tidak bisa
berlayar memasuki lebih dekat guna mendarat di bibir Konstantinopel.
10.
Sulthan memerintahkan 70 buah kapal angkut personil dan logistik perang
untuk disebrangkan lewat jalur darat dengan menempuh jarak 3 Mil, menghindari
rantai baja pembatas selat. Akhirnya 70 kapal tersebut kembali memasuki
perairan Konstantinopel.
11.
Setelah itu penyerangan besar-besaran dimulai. Meriam Turki Usmani
memuntahkan peluru maut menghantam benteng Konstantinopel, prajurit mendarat
dengan persenjataan penuh dan kuat. Serdadu Konstantinopel bertahan
mati-matian.
12.
Serangan semakin besar, prajurit Konstantinopel terdesak dan putus asa.
Kaisar Constantine XI turut angkat senjata dan meninggal dunia.
13.
Waktu Shubuh 20 Jumadil Ula 857 H / 29 Mei 1453 M, Konstantinopel jatuh.
14.
Waktu Zuhur, dihari yang sama Sulthan Muhammad Al Fatih, dengan mengucap “
Allahu Akbar” memasuki pelataran Gereja Aya Sophia, beliau bersyukur kepada
Allah, bersujud, dan menaburkan tanah di kapal armada lautnya, untuk menghinkan
diri dihadapan Allah. Umat Kristiani didalam gereja itu diperlakukan dengan
baik. Aya Sophia dibersihkan dan disucikan menjadi Mesjid Aya Sophia, dan
disiang itu pula Shalat Zuhur dilaksanakan berjama’ah.
15.
Setelah Sulthan mengokohkan Mesjid Aya Sophia beliau menamai Konstantinopel
dengan sebutan baru ISTAMBUL[18]
C. Kemajuan-kemajuan yang dicapai Umat Islam pada
Masa DaulahTurkiUsmani
1. Kemajuan dalam bidang pemahaman keagamaan
a. Penguasa Daulah dari segi politk digelari
Sulthan, menandai kekuasaannya mencakup urusan dunia dan kenegaraan, dalam pandangan
syariat penguasa digelari Khalifah sebagai pemimpin spritual yang wajib ditaati[19],
denga demikian Penguasa Daulah Usmaniyah mempunyai dua bentuk kekuasaan,
kekuasaan memerintah negara dan kekuasaan dalam menyebarkan Islam dan berkuasa
penuh atas perintah jihad.
b. Masyarkat memahami agama Islam dengan baik,
ini terlihat dari Integritas yang kokoh antara pemerintahan dan tokoh Agama,
sebagai buktinya Fatwa Ulama menjadi salah satu penopang undang-undang yang
berlaku dalam Daulah Usmaniyah.
c. Mufti sebagai pejabat urusan agama tertinggi
berwenang mengeluarkan Fatwa resmi terkait persoalan yang sedang berkembang di
masyarakat. Tanpa legitimasi Mufti, keputusan hukum Daulah bisa tidak berjalan[20]
d. Tumbuh dan berkembangnya Tarekat Bektasyi dan
Maulawiy[21]
menandai kecenderungan sufisitik masyarakat Turki Usmani
e. Mazhab Ilmu kalam yang populer dan berkembanga
adalah Asy’ariyah, buktinya Kitab Al Hushunul Hamidiyyah yang ditulis
oleh Syaikh Husain Al Jisr Ath Tharablusi atas perintah Sulthan Abdul Hamid.
f. Daulah Menjamin kebebasan beragama dan
kebebasan melaksankan Ibadah menurut keyakinan rakyatnya[22]
g. Terbentuknya Mahkamah yang rapi dan
terorganisir, Al Juz’iyyat (mahkamah rendah), Mahkamah al-Isti’naf
(mahkamah banding), Mahkamah al-Naqd ( mahkamah tinggi), dan Mahkamah
al-Isti’naf al-‘Ulya ( mahkamah Agung)[23]
2. Kemajuan dalam bidang Politik Dan Pemerintahan
a. Dalam rangka mengatur wilayah Daulah yang luas
Sulthan-sulthan Turki Usmani senantiasa bertindak tegas. Dalam struktur
Pemerintahan, Sulthan sebagai penguasa tertinggi, dibantu oleh Shadr al Al’zham(perdana
mentri) yang membawahi Pasya (Gubernur). Gubernur mengepalai daerah
tingkat I. Di bawahnya terdapat beberapa orang al-Zanaziq (Bupati)[24]
b. Lahirnya kitab undang-undang bernama Multaqa
al-Abhur, atas prakarsa Sulthan Sulaiman Al-Qauniy.
c. Pada tahun 1525 M, terjadi Perundingan antara
Daulah Usmaniyah dengan kerajaan Prancis, didorong karena Perancis membutuhkan
aliansi untuk memerangi Charlemagne raja Austria[25].
Secara tidak langsung ini menandakan bahwa kekuatan politik Daulah Usmaniyah
di Turki pasca penaklukan konstantinopel
semakin diperhitungkan di dunia barat.
d. Peta kekuasaan Daulah Usmaniyah mencapai 20
Juta Km2
3. Kemajuan dalam bidang Militer
Pencapaian paling gemilang dalam sejarah
militer Daulah Turki Usmani adalah terbentuknya pasukan elit yang merupakan
hasil dari reformasi dalam tubuh militer Daulah, satuan elit ini bernama
Yanisari[26].
Sejak abad ke-12 sampai abad ke -19 pasukan ini mengabdi kepada Kesulthanan
Usmaniyah.Pasukan ini
terdiri dari anak-anak yang telah dididik sejak kecil yang berasal dari daerah
yang telah ditaklukan oleh Kesultanan Utsmani, dan kebanyakan dari mereka
adalah anak-anak Eropa yang di gembleng dan di muslimkan. Janissary ini
merupakan tentara elit modern di jamannya, konon Janissary adalah tentara
pertama yang menggunakan senapan. Kesetiaan dan pengaruh kekuatannya pun tidak
bisa diremehkan, terbukti selama pengepungan beberapa bulan dalam menaklukan
kota Konstantinopel yang sempat mengalami kesulitan, namun berhasil tatkala
pasukan ini ditugaskan menyerang.
Masih banyak lagi kemajuan, pencapaian, dan
penaklukan yang yang dipelopori oleh militer Turki Usmani, diantaranya :
a. Terbentuknya satuan Thaujiah yang
merupakan pasukan dari daerah untuk memperkaya pertahanan di Istambul.
b. Pada abad ke -16 terjadi revitalisasi armada
laut Turki Usmani secara berkesiambungan, untuk memperkuat jalur maritim Daulah
Usmaniyah ini.
c. Tahun 1683, Pasukan Daulah Usmaniyah yang
diperkuat Yanisary mampu merebut Wina, kota besar di Austria[27].
d. Pembentukan Kaveleri (tentara penembak
berkuda) yang handal dan terlatih diberbagai bentuk medan pertempuran[28].
e. Pada tahun 1570 M, angkata perang Daulah
merebut kepulauan Syprus[29]
f. Pada tahun 1645 M, pasukan Daulah Usmaniyah
memasuki daerah morovia dan Sicilia.
4. Kemajuan dalam bidang ekonomi
Sejarawan mempeljari perkembangan ekonomi pada
masa kekuasaan Turki Usmani, pada awal abad ke 16 samapai akhir abad ke 18,
sisi aglrikultur sangat dominan dalam masyarakat Turki Usmani untuk menopang
kebutuhan pribadi dan Daulah, pertanian dan perkebunan memberikan pemasukan kas
Daulah sampai pada angka 40 persen[30]
dari pendapatan keseluruhan. Selain itu, pelabuhan Konstantinopel menjadi
persinggahan kapal dagang yang akan menuju Timur, sehingga memberikan
keuntungan pajak bagi Daulah.
Selain itu didaerah Anatolia sekelompok
pengusaha Muslim menjalankan usaha dibidang Anufaktur, usaha ini berkembang
samapai abad ke -13 M, dari pabrik inilah pasokan kebutuhan militer daulah
Usmaniyah terpenuhi.
Kesimpulannya, Daulah Usmaniyah sebagai negara
Besar, pada masa kejayaannya sudah mampu ber swasembada baik pangan, sandang,
dan papan, bahkan kebutuhan militer yang merupakan keistimewaan Daulah
Usmaniyah dapat dicukupi sendiri.
5. Kemajuan dalam bidang sosial kebudayaan
a.
Pada abad ke – 17 muncul penyair yang terkenal yaitu Nafi’ (1528-1636 M),
Nafi’ bekerja kepada Murad Pasya dengan menghasilkan karya sastra yang
diapresiasi Sulthan
b.
Dalam bidang sastra prosa muncul dua tokoh terkemuka yaitu Katib Celebi dan
Evliya Celebi. Katib Celebi menulis buku bergambar yang berjudul Kasy
al-Zunun fi Asma’i al Kutub wa al Funun[31]
c.
Pada masa Sulthan Sulaiman, dikota-kota besar dan kota-kota lainnya banyak
dibangun masjid,saluran air, dan pemandian umum. Disebutkan bahwa 235 buah dari
bangunan tersebut dibangun dibawah koordinator Sinan, seorang arsitek dari
anatolia.
d.
Peningkatan jumlah penduduk pada tahun 1856 M, membuat turki semakin kaya
dengan prajurit infantri[32].
Sejarawan memperkirakan pertumbuhan penduduk saat itu mencapai angka 35 juta
jiwa.
6. Kemajuan dalam bidang ilmu pengetahuan dan
teknologi
Bangsa Turki merupakan bangsa yang berdarah
militer, terbukti dengan banyaknya kemenangan dan luasnya daerah kekuasaan
Turki Usmani yang dipelopori oleh kekuatan militer yang adidaya, mungkin faktor
ini yang sangat menonjol dalam peradaban Turki Usmani. Sementatara itu geliat
ilmu pegetahuan tidak menjadi fokus utama Daulah Turki Usmani sekalipun
pemakalah tidak mengingkari adanya tokoh-tokoh ilmuwan pada zaman Turki Modern,
namun itu semua terbilang sangat langka. Sejarawan mengambil kesimpulan, bahwa
hampir tidak ada bekas peninggalan IPTEK di masa Turki Usmani, kecuali inovasi-inovasi
alat alat tempur seperti meriam Jarak Jauh, senapan Kevelery dan lainnya.
D. Fase Kelemahan DaulahTurki Usmani (1566- 1757
M)
Setelah kemenangan-kemenangan besar yang
diraih dalam fase penaklukan, pemerintahan ini mulai memasuku fase kelemahan,
hal ini disebabkan oleh faktor-faktor peting diantaranya :
1. Imperium Daulah Usmaniyah ini merupakan bangsa
yang majemuk terdiri dari latar belakan ras dan agama yang berbeda, namun saling
bertentangan sehingga mengakibatkan tidak bersatunya rakyat.
2. Kemerosotan moral divisi Kavelery, ini diklaim
sebagai salah satu faktor utama kelemahan Turki Usmani
3. Banyak penguasa dari jajaran Khalifah sampai
pada Pasya tenggelam dalam kemewahan, sehingga melupakan nasib rakyat
4. Mulai jeleknya organisasi pemerintahan, dan
alur administrasi yang kacau mengakibatkan kontrol Istambuk ke daerah terganggu,
terbukti pada tahun 1698 M, terjadi perjanjian Karluftisy. Isinya, daulah
Usmaniyah mesti melepaskan Ukraina, Bodulia, Azuf, Hungaria serta Transilvania.
Dan perjanjian Bisarovetis pada tahun 1717 M, Daulah melepaskan Serbia, Beograd
dan Velechie.
5. Munculnya bibit paham nasionalisme yang
dihembuskan barat kepada bangsa selain Turki.
E. Fase Kemunduran Daulah Turki Usmani (1171 H-
1342 H )[33]
Pasca perang dunia pertama, Jerman yang
menjadi aliansi Daulah Turki usmani mengalami kekalahan, secara otomatis
kekalahan Jerman berpengaruh kepada wibawa dan kemampuan politik Daulah Turki
Usmani, kekuasan Turki Usmani di pantai utara Afrika dicaplokInggris,
Prancis dan Italia[34]. Fase kemunduran ini berujung pada keruntuhan
Daulah[35]
Usmaniah, diwarnai dengan pemberontakan, dan pergolakan di daerah daerah asia
tengah dan daerah lainnya.
Demikianlah proses kemunduran yang terjadi
dalam Imperium Turki Usmani. Akhirnya satu persatu daerah kekuasaan Turki
Usmani di Eropa memerdekakan diri sebagai buntut lemahnya administrasi
dan kontrol pusat pada era kelemanhan. Dimesir Mamalik melepaskan diri pada
tahun 1770 M, Kaum Druze pada tahun yang sama menduduki palestina, lebanon dan
Syiria.
Sejarawan[36]
menyebutkan ada banyakfaktor penting yang mendorong kemunduran Turki Usmani, diantaranya
;
1. Wilayah yang sangat luas tanpa kontrol yang
baik
2. Heterogenitas penduduk
3. Kelemahan karakter penguasa
4. Budaya korupsi
5. Pemberontakan Yanisari
6. Merosotnya pasar ekspor dan agrikultur
7. Terjadinya stagnasi dalam lapangan ilmu
pengetahuan
F. Fase Keruntuhan Daulah Turki Usmani ( Pasca Perang Dunia
Pertama )
Bangsa Turki Usmani yang sudah digelari The
Sick Man Of Europe oleh barat, tidak berhasrat lagi untuk memimpin
peradaban, ini disebabkan oleh peristiwa-peristiwa besar sepanjang masa
kelemahan dan kemunduran, menyisakan ketidak percayaan diri bangsa Turki.
BangsaArab dalam dilema, disatu sisi Arab
menghormati Turki usmani sebagai pemimpin umat dan dibawahnyalah Umat bersatu
untuk membela agama dan berjihad, dan disisi lain timbul keinginan untuk
merdeka[37]. Gerakan
menuntut kemerdekaan ini gencar berlanjut dan yang paling menonjol diantaraya
adlaah ;
1. Gerakan Ali Bek al Kabir dan Muhammad Ali di
Mesir
2. Gerakan Fakhruddin Ma’niy di Lebanon
3. Gerakan Sulaiman Pasya di Irak
4. Gerakan al-Zaydiyyah di Yaman
5. Berdirinya kerajaan Saudi Arabia[38]
Pada tahun
1924 M[39],
khilafah Islamiyah dihapus. Berganti dengan sistem republik. Ini menandai
berakhirnya kekuasaan khalifah sebagai pemimpin Politik umat saat itu, dan
adapun hal –hal yang melatar belakangi penghapusan Khilafah adalah :
1. Bansga Turti yang kocar-kacir akibat
pemberontakan dan perlawanan barat merasa bhawa tugas mengemban khilafah adalah
tugas Umat Islam di seluruh dunia dan bukan tanggung jawab turki sendiri.
Sehingga bangsa turki lebih berupaya untuk menyelamatkan Istanbul dan Ankara alihl-alih
memikirkan belahan duia lain[40].
2. Organisasai Turki Muda yang berkantor di
Jeneva, membentuk Partai Persatuan dan Pembangunan, secara tidak langsung
mempengaruhi wibawa khalifah.
3. Berdirinya partai Nasional Turki oleh Musthafa
Kamal Pasya[41]
( Kemal Attaturk ) pada tahun 1919 M, dan pada tahun 1923 Musthafa kemal Pasya
dilantik menjadi Presiden Republik Turki.
Perlu diketahui bahwa pada masa kemunduran dan
keruntuhan ini, masih terdapat banyak prestasi menggembirakan diantaranya
penolakan Sulthan Abdul Hamid II[42]
Sang Penjaga Palestina terhadap permintaan Zionis.
Gambar Sulthan Abdul hamid II
Pada tahun 1897 M, diselenggarakan Muktamar
Zionisme di Bassel Siwiss dibawah pimpinan Theodore Hertzel. Muktamar itu
menyepakati pendirian negara Nasionalis[43]
bagi kaum Yahudi di tanah Palestina. Karena gencarnya aktivitas Yahudi Zionis akhirnya pada tahun 1900 Sulthan mengeluarkan keputusan pelarangan
atas rombongan peziarah Yahudi ke Palestina untuk tinggal di sana lebih dari
tiga bulan. Paspor Yahudi harus diserahkan kepada petugas khilafah terkait.Dan
pada tahun 1901 Sultan mengeluarkan keputusan mengharamkan penjualan tanah
kepada Yahudi di Palestina.
Pada tahun 1902, Hertzl berupaya menyogok Sultan. Sogokan
itu di antaranya berupa:
1.
Seratus lima puluh juta poundsterling (uang emas Inggris) khusus untuk Sultan
2. Membayar semua utang pemerintah
yang diwariskan khalifah sebelumnya yang mencapai 33 juta poundsterling
3.
Membangun kapal induk untuk pemerintah dengan biaya 120 juta Franc
4.
Memberi pinjaman 5 juta poundsterling tanpa bunga, dan
5.
Membangun Universitas Utsmaniyyah di Palestina.
Semuanya ditolak Sultan, bahkan Sultan tidak mau menemui
Hertzl, diwakilkan kepada Tahsin Basya, perdana menterinya, sambil mengirim
pesan yang isinya ;
“Nasihati Mr Hertzl agar jangan
meneruskan rencananya. Aku tidak akan melepaskan walaupun sejengkal tanah ini
(Palestina), karena ia bukan milikku. Tanah itu adalah hak umat Islam. Umat
Islam telah berjihad demi kepentingan tanah ini dan mereka telah menyiraminya
dengan darah mereka. Yahudi silakan menyimpan harta mereka. Jika Khilafah
Utsmaniyah dimusnahkan pada suatu hari, maka mereka boleh mengambil Palestina
tanpa membayar harganya. Akan tetapi, sementara aku masih hidup, aku lebih rela
menusukkan pedang ke tubuhku daripada melihat Tanah Palestina dikhianati dan
dipisahkan dari Khilafah Islamiyah. Perpisahan adalah sesuatu yang tidak akan
terjadi. Aku tidak akan memulai pemisahan tubuh kami selagi kami masih hidup.”[44]
G. Turki Moderen
Setelah kekuasaan politik Sulthan Wahidudin
dihapus pada tahun 1923, dan secara de facto dan Jure Khilafah resmi di
hapuskan Musthafa kemal Pasya menjadi Presiden Republik Turki pada tahun 1924. Semua
usaha dan daya upayanya tidak berhasil untuk mengangkat rakyat dari kemerosotan
sampai akhir hayatnya pada tahun 1938 M.
Syaikhul Islam Musthafa Shabry berkata dalam
buku al asrar al Khafiyyah wara’a al ilgha’ al khilafah al Ustamniyah[45]“
“Musthafa kemal telah memiliki hubungan yang
kuat dengan kelompok yahudi (Dunamah). Bahkan dia adalah salah seorang dari
mereka.
Sebagaimana dikuatkan oleh Ahmad Al Usairy
bahwa anggota lembaga Ittihadiyyah dana Kamaliyyah ( pengikut Musthafa Kemal )
mereka semua mengikuti upacara Freemasonry[46].
Sejak kekuasaan dipeganag oleh Musthafa Kemal,
Turki secara perlahan namun pasti menjauh dari ajaran Islam. Dia menganti
undang-undang QanunDaulah Usmaniyyah dengan Undang-undang Swiss lalu mendorong
turki ke arah sekulerisme[47].
Semua itu kemudian diikuti dalam seluruh fenomena kehidupan di Turki.
H. Daftar Penguasa Turki Usmani[48]
Nama Penguasa
|
Berkuasa
|
Ciri Fase ini
|
Masa Kesultanan
1.
Usman Bin Sauji bin Arthogol
2.
Urkahn Bin Usman
3.
Murad I bin Urkhan
4.
Beyzid I bin Murad
|
1299 M
1325 M
1359 M
1389-1402 M
|
Para Sulthan memiliki
Karakter yang kuat
Disiplin tinggi
Pengetahuan Agama yang baik
|
Masa Pertikaian diantara keturunan Beyzid
5.
Muhammad I bin Beyzid
6.
Murad II bin Muhammad
7.
Muhammad II Al-Fatih
8.
Beyzid II bin Muhammad
|
1413 M
1421 M
1451 M
1481 M
|
Sulthan yang masih kuat
Penaklukan Asia kecil dan eropa timur, dibuka dengan penaklukan
Konstantinopel
|
Masa Khilafah
9.
Salim I bin Beyzid
10. Sulaiman Al Qanuni
11. Salim II bin Sulaiman
12. Murad III bin Salim
13. Muhammad II bin Murad
14. Ahmad I bin Muhammad
15. Musthafa bin Muhammad
16. Usman II bin Ahmad
17. Musthafa I ( masa kedua )
18. Murad IV bin Ahmad
19. Ibrahim I bin Ahmad
20. Muhammad IV bin Ibrahim
21. Sulaiman II bin Ibrahim
22. Ahmad II bin Ibrahim
23. Musthafa II bin Muhammad
24. Ahmad II bin Muhammad
25. Mahmud I bin Musthafa
26. Usman II bin Musthafa
27. Musthafa III bin Ahmad
28. Hamid I bin Ahmad
29. Salim III bin Musthafa
30. Musthafa IV bin Abdul Hamid
31. Mahmud II bin Abdul Hamid
32. Abdul Majid I bin Mahmud
33. Abdul Aziz bin Mahmud
34. Murad V bin Abdul Majid
35. Abdul Hamid II bin Abdul Majid
36. Muhammad Rasyad
37. Muhammad Wahiduddun
38. Abdul Majid Bin Abdul Aziz
|
1512 M
1519 M
1566 M
1574 M
1594 M
1603 M
1617 M
1617 M
1621 M
1622 M
1639 M
1648 M
1687 M
1690 M
1694 M
1703 M
1730 M
1754 M
1757 M
1773 M
1788 M
1807 M
1808 M
1839 M
1860 M
1876 M
1877 M
1910 M
1918 M
1923 M
|
Masa Kekuatan dan Khilafah, umat Islam bersatu dibawah Daulah Usmaniyah.
Menandai awal mula masa kelemahan
Masa kemunduran semakin terasa dengan terlepasnya sebagian kekuasan
Daulah di Eropa
Penolakan Sulthan (khalifah) terhadap tawaran Theodore Hertzel
Khalifah sbagai simbol semata.
|
I. PENUTUP
Daulah Turki Usmani merupakan kerajaan Islam
yang telah berkuasa hampir 7 abad lamanya (1290-1924 M). Dan merupakan salah
satu negara adikuasa didunia. Sebagai bangsa yang kuat militernya maka sangat
pantas kekuasaannya meliputi 3 benua, Asia, Afrika, dan Eropa.
Peradaban Islam dimasa Turki Usmani mengalami
perkembangan lebih-lebih dalam bidang militer dan teknologi persenjataan, itu
semua terbukti dari keberhasilan Muhammad Al fatih merebut Konstantinopel pada
tahun 29 Mei 1453 M.
Pada akhirnya Imperium Turki Usmani mengalami
kemunduran yang berujung pada penghapusan Khilafah, disebabkan faktor-faktor
yang melatarbelakangi peristiwa itu. Walaupun demikian kebesaran yang pernah
diukir Umat Islam dalam masa itu merupakan cerminan dan peljaran berharga untuk
generasi sesudahnya, bahwa kemenangan hanya aka Allah berikan kepada Hambanya
yang teguh keimanannya dan bersyukur. Sempurna milik Allah. Wallahu a’lam.
[1] Badri yatim, Sejarah Peradaban Islam, Jakarta:
Rajawali Press, 1999, h. 130.
[2]Buya Hamka, Sejarah Umat Islam, Jakarta:
Bulan Bintang, 1981, h. 205
[3]Samsul Munir Amin, Sejarah Peradaban Islam, Jakarta:
AMZAH, 2010, h. 195
[4]Buya Hamka, Sejarah Umat Islam, Jakarta:
Bulan Bintang, 1981, h. 205
[5]Buya Hamka, Sejarah Umat Islam, Jakarta:
Bulan Bintang, 1981, h. 205
[6]Buya Hamka menukilkan sejarah bahwa saat itu
Tentara Saljuk sedang menghadapi Mongol yang juga adalah musuh bebuyutan Suku
Oghus
[7]Ibid
[8]Buya Hamka, Sejarah Umat Islam, Jakarta:
Bulan Bintang, 1981, h. 205
[9]Ibid, hal. 208
[10]Penulis sengaja masih menisbahkan kepada Oghus,
karena pada zaman itu Daulah Usmaniyah belum berdiri secara de jure
[11]Terjadi perbedaan pendapat para peneliti, Buya
Hamka menyebutkan bahwa Sulthan Alau Al din wafat tidak lama setelah perang
berakhir, sementara itu Samsul Munir Amin menyebutkan Beliau Wafat dalam
pertempuran.
[12]Samsul Munir, Sejarah Peradaban Islam, Jakarta
: Amzah, 2010, h. 196
[13]Buya Hamka. Sejarah Umat Islam III, Jakarta :
Bulan Bintang, 1981, h. 236
[14]رواه
أحمد والدارمي وابن أبي شيبة والحاكم وصححه ووافقه الذهبي، عن أبي قبيل قال: كنا
عند عبد الله بن عمرو بن العاص، وسئل: أي المدينتين تفتح أولاً: القسطنطينية أو
روميَّة؟ فدعا عبد الله بصندوق له حَلَق قال: فأخرج منه كتابًا قال: فقال عبد
الله: بينما نحن حول رسول الله -صلى الله عليه وسلم- نكتب، إذ سئل رسول الله -صلى
الله عليه وسلم-: أي المدينتين تفتح أولاً: قسطنطينية أو رومية؟ فقال رسول الله
-صلى الله عليه وسلم-: "مدينة هرقل تفتح أولاً" يعني قسطنطينية "
رواه أحمد
[15]http://en.wikipedia.org/wiki/Byzantine_Empire#Empire_in_exile
[16]Sulthan sudah terlebih dahulu mengikat perjanjian
dengan raja-raja di eropa timur yang isinya tidak saling serang.
[17]Salah satu Isu yang diangkat waktu itu adalah
penyatuan dengan Romawi Barat ( Western Empire ), Buya Hamka Menyebutkan salah
satu kelompok yang berseteru rela mengatakan “ lebih baik diserang orang Turki
dari Pada melihat Topi Prajurit Roma “
[18]Sebagian Sejarawan mengatakan bahwa nama
sebenarnya yang diberikan Sulthan adalah ISLAMBUL, yang berarti Kota Islam,
namun seiring perkembangan waktu dan masuknya budaya serta bahsa asing, maka
terjadilah pergeseran ejaan menjadi Istambul
[19]Jumni Nelli, Perkembangan Hukum Islam Pada Masa
Turki Usmani, Hukum Islam. Vol IV. 4 Desember 2006, Pdf File
[20]Samsul Munir, Sejarah Peradaban Islam, Jakarta
: Amzah, 2010, h. 204
[21]ibid
[22]Buya Hamka menceritakan, ketika Sulthan Muhammad
Al Fatih memasuki Gereja Aya Sophia, beliau mendapati Umat Nasrani sedang
ketakutan sambil berdo’a, Sulthan tidak mengganggu mereka, bahkan ketika itu
ada salah seorang prajuritnya memukul-mukul tiang gereja supaya runtuh dan
Sulthan dengan penuh bijaksana melarang dan mengingkarinya beliau berkata “
tidak boleh merusak tempat beribadat”
[23]Jumni Nelli, Perkembangan Hukum Islam Pada Masa
Turki Usmani, Hukum Islam. Vol IV. 4 Desember 2006, Pdf File
[24]Badri Yatim, Sejarah Peradaban Islam Dirasah
Islamiyah II, Jakarta : Rajawali Pers, 1993. H, 134
[25]HAMKA, Sejarah Umat Islam, Jakarta : Bulan Bintang, 1981, H. 259
[26] Nama Aslinya dalam bahasa turki adalah Janissary
(pasukan baru) didalam bahsa arab disebut إنكشارية
[27]Samsul Munir Amin, Sejara Peradaban Islam, Jakarta:
Amzah, 2010, h. 200
[28]David Nicole, Armies of Ottoman Empire, Auckland
: Reed Book, 1998, h. 15
[29]Ahmad al-Usairy, Sejarah Islam,
Jakarta:Akbar Media, 2010, h. 366 (terjemahan)
[30]http://en.wikipedia.org/wiki/Economic_history_of_the_Ottoman_Empire#Agriculture
[31]Samsul Munir Amin, Sejarah Peradaban Islam, Jakarta
: Amzah, 2010, h. 202
[32]http://en.wikipedia.org/wiki/Economic_history_of_the_Ottoman_Empire#Agriculture
[33]Ahmad al-Usairy, Sejarah Islam,
Jakarta:Akbar Media, 2010, h. 367 (terjemahan)
[34]Ibid, h. 369
[35]Sebagian ilmuwan mengistilahkan Khilafah, karena
hanya Turki Usmani yang mampu membentengi Umat islam saat itu
[36]Termasuk Badri Yatim, Ahmad Al Musairy, Samsul
Munir Amin, dan Ali Muhammad Al Shallabiy
[37]Ini merupakan keberhasilan penyusupan ide oleh
barat untuk memecah belah barisan umat Islam, dengan menumbuh kembangkan rasa
nasionalisme, sehingga orang Arab enggan diatur oleh orang turki
[38]Ahmad al-Usairy, Sejarah Islam,
Jakarta:Akbar Media, 2010, h. 370 (terjemahan)
[39]Sebagian sejarawan meletakkan tahin 1924 sebagai
tahun runtuhnya khilafah termasuk Badri yatim dan samsul munir amin, namun Buya
Hamka dan Ahmad Usairy melihat bulan Nopember 1923 sebagai jatuhnya Khalifah
berdasarkan keputusan Majlis Kebangsaan Raya di turki
[40]Hamaka, Sejarah Umat Islam, Jakarta : Bulan
Bintang, 1981, h. 328
[41]Dahulunya ia adalah seorang perwira dalam pasukan
Daulah Usmaniyah, lalu dia bergabung dengan Turki Muda, karirnya melonjak dan
dia memiliki hubungan yang kuat dengan negara Barat.
[42]Sultan, lahir pada hari Rabu, 21
September 1842. Dengan nama lengkap Abdul Hamid Khan II bin Abdul Majid Khan.
Ia adalah putra Abdul Majid dari istri keduanya. Ibunya meninggal saat ia
berusia 7 tahun
[43]Keinginan mereka baru terwujud 51 tahun berikutnya
Negara Israel diproklamasikan oleh David Ben Ghurion
[44]http://www.mediaumat.com/sosok/1527-38-sultan-abdul-hamid-ii-pemimpin-amanah-yang-dikhianati.html
[45]Musthafa Hilmy, Asrar al Khafiyyah wara’a ilgha’
al khilafah al Usmaniyyah, Beirut : Dar el kutub, 2004, H. 33
[46]Ahmad al-Usairy, Sejarah Islam,
Jakarta:Akbar Media, 2010, h. 373 (terjemahan)
[47]Sekulerisme adalah paham pemisahan agama dan dunia
[48]Op cit, h. 357
0 Response to "Makalah Peradaban Islam Pada Masa Daulah Turki Usmani Lengkap Catatan Kaki"
Posting Komentar